duka dan luka

semua orang punya cara nya untuk berduka, semua orang juga punya cara nya untuk berdamai dengan luka.
aku bukan ahli nya disini, karena entah bagaimana semesta mengutuk para cancer menjadi sangat penyayang dan sukar dalam melupakan sesuatu, kenangan menjadi urutan pertama. 
aku memang ditakdirkan menjadi seorang cancer yang terlalu memikirkan perasaan orang lain, bahkan aku sering kali mengabaikan perasaan ku sendiri. bertahun-tahun setelah nya baru aku menyadari betapa jahatnya aku menelantarkan diriku sendiri demi orang-orang yang aku selalu prioritaskan dalam segala urusan namun orang-orang tersebut lah yang membunuh ku perlahan tapi pasti.

seperti yang telah ku bilang, setiap orang punya caranya sendiri untuk berduka dan berdamai dengan luka. ada yang mendadak menghilang tanpa kabar, ada yang mengutarakan dengan bekerja keras dalam pekerjaan, ada yang larut dengan tangis dan luka, ada yang berlari sekeras keras nya hingga lelah kemudian tertidur, ada yang berjalan diiringi lantunan melodi, kemudian ada juga yang memutuskan untuk lari pergi dan juga lenyap dengan harapan semua luka akan sembuh pada waktunya.

ada yang bilang, jika kamu ingin sembuh maka kau harus lari ratusan kilometer dari titik lukamu. dan ada juga yang bilang, orang yang menorehkan luka tidak akan pernah bisa menyembuhkan luka itu pula. aku termasuk seseorang yang menganut prinsip bahwa setiap orang akan berubah dan memperbaiki dengan sendirinya, lalu aku mencobanya selama bertahun tahun berpegang teguh dengan prinsip dan harapanku. apa yang sudah dituai, dipupuk dengan baik maka sesuatu yang baik pula lah yang akan aku tuai nantinya. kemudian, aku lupa satu hal, bahwa manusia kerap berubah oleh waktu dan keadaan bahwa perasaan pun akan memudar dan berubah dengan sendirinya.

maka, setelah aku menyadari bahwa aku perlu menghindari luka aku memutuskan untuk lari ribuan kilometer dari titik luka dan keluar sejauh jauh nya dari zona nyaman yang selama ini aku tempati. selama aku bahagia, aku akan terus menghindari hal hal yang membuat luka itu timbul
kembali. 
entah untuk banyak alasan aku ditakdirkan sulit memaafkan dan mengikhlaskan untuk alasan apapun. karena, mereka tau...dia tau, aku menyayangi nya dengan sangat. lalu, beginilah sifat cancer yang sudah melekat di diriku, aku menjauh, menyembunyikan diriku sendiri dikala aku tersakiti. 

lalu, kemudian aku belajar satu hal. jika aku ingin bebas dan jika aku ingin sembuh dari luka, aku tidak perlu lari dan sembunyi. akan tetapi aku hanya perlu mengikhlaskan dan memaafkan untuk hal hal yang telah menyakitiku. sulit memang, tidak ada satu teori pun yang mengatakan bahwa mengikhlaskan dan memaafkan adalah sesuatu yang enteng untuk dilakukan. tapi, dibalik semua itu akan selalu ada pelajaran dan sebuah awal dari proses pendewasaan. percayalah, semua luka akan baik baik saja pada waktunya. semua usaha akan bermakna walaupun tidak sesuai dengan tujuan awal dan percayalah, bahwa tuhan akan menjawab dan mengabulkan semua asa dan inginmu lewat doa doa yang entah berapa puluh ribu kali kau sebut nama nya. nama yang pada akhirnya akan menjadi senyum ketika aku membaca tulisan ini beberapa tahun kemudian. 


life is full of surprise right? be prepared.

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible

0 comments:

Post a Comment